HOME   CATAGORI  

Tuesday, April 01, 2008

Mari Lebih Peduli Psoriasis

Tanggal 29 Oktober sudah dicanangkan sebagai Hari Psoriasis Sedunia, Tahun ini menjadi peringatan keempat, Diharapkan momen ini bisa mengajak warga dunia untuk lebih peduli terhadap psoriasis, "Karena penyakit ini sangat melelahkan fisik dan mental," ungkap seorang penderita.

Tak hanya melelahkan penderita, tetapi juga keluarganya. "Sekarang saya harus hati-hati banget menjaga perasaannya. Kalau penyakit itu lagi kambuh, dia jadi impulsif sekali," tutur Oggy tentang istrinya yang terdiagnosis psoriasis sejak setahun lalu.

Penyakit kulit kronis ini memang umumnya membuat pasien merasa sangat tidak nyaman, malu, dan depresi. "Kondisi psikologis pasien mudah mengalami pasang-surut, tak peduli penyakit yang diidapnya ringan maupun berat," tutur Dr. Aisha Al Qutami, anggota the American Academy of Dermatology dalam situs Psoriasis. Tak sedikit malah penderita psoriasis yang berpikir untuk bunuh diri saja.

Seperti Sisik

Karena itu, Dr. Danang Tri Wahyudi, Sp.KK, menyarankan agar penderita bergabung dengan kelompok dukungan. "Agar pasien tahu lebih banyak informasi seputar psoriasis. Bisa belajar dari pengalaman pasien lain, bisa saling berbagi dan merasa tidak sendiri," ujar ketua KPPI (Komunitas Peduli Psoriasis Indonesia) ini.

Psoriasis, jelas Dr. Danang, adalah penyakit kulit akibat terjadi proses pergantian kulit yang terlalu cepat. Normalnya sel-sel kulit mengalami pergantian setiap 28-30 hari. Pada psoriasis, proses ini terjadi lebih cepat, yakni hanya 3-6 hari, bahkan bisa lebih cepat. Akibatnya sel-sel kulit tertimbun dan tampak seperti sisik.

Kulit penderita awalnya tampak seperti bintik merah, yang melebar dan ditumbuhi sisik lebar berwarna keperakan berlapis-lapis. Munculnya tidak selalu di seluruh tubuh, tetapi hanya pada bagian tertentu karena pergantian sel-sel kulit di bagian lain berjalan normal.

Psoriasis pada kulit kepala menyerupai ketombe. Pada kuku berupa lubang-lubang kecil dan kuku tampak rapuh. Penyakit ini dapat disertai atau tanpa rasa gatal.

Menurutnya, pada beberapa jenis psoriasis dapat terjadi komplikasi serius seperti pada psoriasis artristis yang menyerang sendi, psoriasis bernanah (pustular), dan seluruh kulit memerah disertai badan menggigil (psoriasis eritoderma).

Tidak Menular

Ditegaskan Dr. Danang, psoriasis sama sekali tidak menular, juga tidak mengancam jiwa. "Tetapi kualitas hidup pasien bisa menurun dan mengalami gangguan mental bila penyakit ini tidak dirawat dengan baik," katanya.

Mengingat penyebab pastinya belum diketahui, pengobatan juga belum bisa mengobati penyakit ini secara tuntas. Terapi yang ada baru bermanfaat untuk menekan gejala dan memperbaiki kondisi kulit.

Pasien memang dapat mengalami masa remisi, di mana kulit menjadi mulus kembali karena siklus penyakit ini bisa hilang-timbul. "Nah, untuk mencapai remisi diperlukan kerja sama antara pasien dengan dokter. Yang penting pasien harus rajin berobat," ucap Dr. Danang.

Memang belum ada obat yang bisa menyembuhkan psoriasis, tetapi ada pengobatan untuk meringankan kondisi pasien, seperti krim oles (topikal), krim vitamin D, obat telan (sistemik), hingga terapi dengan sinar, PUVA (psoralen & ultraviolet light A), antibiotik, antihistamin, juga kemoterapi.

Terapi suntikan, semacam kemoterapi, termasuk yang terbaru. Sebetulnya terapi ini mendapat izin dari FDA (Food Drug Administration) untuk pengobatan artritis sendi, tetapi dapat dipakai juga untuk psoriasis dan berpengaruh baik pada kulit. Sayang terapi ini mahal, yakni sekitar 1,5 juta rupiah sekali suntik.

Mendidik Masyarakat

Di tingkat internasional peringatan Hari Psoriasis Sedunia tahun ini IFPA (International Federation of Psoriasis) memilih tema Psoriasis and Co-Morbidities. Tema itu diambil karena dalam studi akhir-akhir ini memperlihatkan bahwa psoriasis berkaitan dengan penyakit serius lainnya. Komorbiditas (penyakit yang bersamaan) pada psoriasis di antaranya obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Sementara di Indonesia, rencananya komunitas psoriasis akan melakukan gathering dan khususnya di Jakarta akan membagikan selebaran di Bundaran HI. "Ini sebagai bentuk edukasi untuk masyarakat umum," tutur Dr. Danang.

Saat ini diperkirakan prevalensi psoriasis di Indonesia sekitar 15 persen dari populasi. Sementara di dunia, kira-kira 125 juta jiwa mengidap gangguan kulit ini. Perlu diingat bahwa psoriasis bisa mengenai siapa saja dan tak pernah terduga kemunculannya.

Karena itu, mari kita lebih peduli.


Sumber: Senior

No comments:

Custom Search