HOME   CATAGORI  

Saturday, April 05, 2008

WASPADALAH, HIPERTENSI PARU TIDAK BISA DISEMBUHKAN

URL: http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Health+News&y=cybermed|0|0|5|3509

Waspadalah, hipertensi paru tidak bisa disembuhkan
Health News Sun, 20 Aug 2006 10:30:00 WIB

Kurangnya pemahaman terhadap hipertensi paru membuat penanganan terhadap penderita terlambat. Padahal, orang yang terkena penyakit ini harapan hidupnya kecil.

Mungkin sebagian dari Anda kurang paham dengan penyakit yang satu ini. Namun, hipertensi pulmonal atau hipertensi paru, (tingginya tekanan darah di arteri paru) termasuk salah satu penyakit mematikan di seluruh dunia. Diperkirakan, sekitar 1 juta-2 juta orang per tahun terdiagnosis penyakit ini. Bahkan, yang lebih buruk lagi, jika hipertensi paru ini tidak diobati, harapan hidup penderita primer (hipertensi pulmonal yang tidak diketahui penyebabnya) adalah kurang dari tiga tahun.

Ironisnya, meskipun didiagnosis sebagai penyakit yang mematikan, hipertensi paru tidak bisa dideteksi secara mendetail. Akibatnya, banyak penderita yang tidak menyadari bahwa dia telah terkena penyakit ini dan sudah terlambat untuk diobati.

Hal tersebut karena diagnosis terhadap hipertensi paru ini tidak spesifik, sehingga diagnosis agak sulit dilakukan. Selain itu juga kurangnya kesadaran mengenai penyakit ini di Indonesia, dan bahkan di Asia Pasifik.

Hipertensi paru merupakan penyakit progresif dengan asal-usul yang beragam. Harmani Kali, Kepala Pelayanan Medis Unit Emergensi dan cardiovascular care RS Jantung Harapan Kita, mengatakan hipertensi paru dibagi menjadi dua bagian.

Pertama, primary pulmonary arterial hypertension (PPAH), yang merupakan penyakit hipertensi yang dibawa sejak lahir dan penyebabnya tidak diketahui secara pasti. Kedua, secondary pulmonary arterial hypertension (SPAH), yang disebabkan adanya beberapa penyakit berat, seperti penyakit jantung, atau paru yang kronik.

Gejala dari penyakit hipertensi paru hampir sama dengan kondisi penyakit lain, sehingga HP tidak terdeteksi hingga penyakit ini mencapai tahap lanjut. Gejala-gejala umum yang biasanya dirasakan penderita antara lain susah bernapas, cepat lelah, sakit di dada dan pusing (perasaan mau pingsan), serta terjadi pembengkakan pada kaki, perut, dan bagian tubuh lainnya.

Pada tahap lanjut, gejala tersebut menjadi semakin parah hingga dapat menghambat aktivitas keseharian penderita dan memengaruhi kualitas hidupnya. Untuk mendiagnosis penyakit ini, diperlukan tes untuk mengevaluasi kerja jantung dan paru-paru pasien.

Pada anak

Hipertensi paru ini juga bisa menyerang anak. Ganesja Harimurti, konsulen jantung RS Harapan Kita, hipertensi paru pada anak memiliki prognosis yang buruk, dengan tingkat harapan hidup kurang dari satu tahun. Untuk jenis PPAH, biasanya ciri-ciri bayi yang mengidap hipertensi paru adalah selalu gelisah, karena adanya penurunan kadar oksigen sebanyak 60%-70%, mengakibatkan bibir dan kukunya biru.

Penyebabnya antara lain karena memiliki predisposition genetic, serta adanya prognosis buruk. Bayi-bayi yang mengalami PPAH biasanya harus dibantu dengan mesin pacu jantung untuk memaksimalkan fungsi jantung dan parunya.

Sementara untuk bayi yang mengidap SPAH biasanya disebabkan penyakit jantung bawaan, karena aliran darah ke paru meningkat, serta penyakit jantung katup rematik.

Jika tidak diobati secara maksimal, menurut Ganesja, hipertensi paru bisa menyebabkan penyakit vascular paru yang sudah tidak bisa diobati lagi penyakitnya.

Hipertensi paru, menurut Harmani, adalah jenis penyakit yang bisa diobati namun tidak bisa disembuhkan. Selama ini, pengobatan yang sering diberikan pada pasien hipertensi paru adalah jenis pengobatan yang dapat menurunkan tekanan pada pembuluh darah di paru-paru untuk membuat kerja jantung lebih efektif.

Dengan pengobatan yang aman dan efektif, pasien hipertensi paru dapat meningkatkan harapan dan kualitas hidupnya, sehingga mereka bisa lebih produktif. Beberapa jenis obat yang biasa diberikan pada pasien hipertensi paru selama ini adalah obat-obatan yang mengandung zat aktif antikogulan, kalsium, channel blocker, digoxin, diuretic, dan oksigen.

Saat ini, jenis indikasi yang sering digunakan untuk melakukan pengobatan hipertensi paru adalah obat-obatan yang mengandung zat aktif iloprost. Iloprost, menurut Harmani, adalah zat aktif yang memiliki efek untuk prostaglandin, yakni bahan alami yang diproduksi oleh tubuh.

Salah satu obat berjenis iloprost yang baru saja diluncurkan oleh Schering adalah Ventavis (iloprost yang dihirup). Jenis obat ini, menurut Bussines Unit Manager Schering Indonesia F. Veri Rodrigues, adalah jenis inhalasi selektif paru-paru prostacyclin yang pertama di Indonesia. Pengobatannya, memiliki efek yang sama dengan prostaglandin, substansi yang diproduksi tubuh manusia secara alami, yang membuka pembuluh darah di paru-paru untuk meningkatkan aliran darah ke paru-paru, yang membuat bernapas menjadi lebih mudah dan oksigen lebih banyak dialirkan ke jantung.

Proses kerjanya sendiri sama dengan inhalasi yang sering digunakan untuk pasien penyakit asma. Dengan sistem inhalasi ini, menurut Veri, akan lebih efektif dalam bekerja karena zat aktif langsung disalurkan ke paru-paru, usai si pasein menghirup Ventavis.

Ventavis juga aman digunakan oleh pasien hipertensi paru pada anak, jika digunakan sesuai indikasinya. Efeknya sendiri, menurut Veri bisa menimbulkan sakit kepala, dan muka lebih merah. Namun, efek ini akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa menit pemakaian. (redaksi@bisnis.co.id)

Oleh Mia Chitra Dinisari
Kontributor Bisnis Indonesia

Sumber: Bisnis Indonesia

No comments:

Custom Search