HOME   CATAGORI  

Friday, May 09, 2008

Mulut Mendadak Mencong, Kenapa?

Seorang pria bertanya, usai mimpi menakutkan, keesokan paginya ia mengalami keanehan di wajahnya. Bibirnya jadi kurang bebas bergerak. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Saya pria, 44 tahun, tinggi 156 cm berat 61 kg. Tanggal 17 Februari lalu, saya bangun agak terkejut karena mimpi menakutkan. Pukul 09.00 keanehan terjadi. Kalau saya tertawa, kedua bibir agak kurang bebas bergerak.

Ada apa ini, Dok? Saya was-was, adakah hubungannya dengan mimpi? Mata kiri sulit dipejamkan, dan pipi bagian kiri agak kebal sedikit rasanya.

Siangnya saya ke UGD sebuah rumah sakit. Saat diperiksa tensi normal, saya bilang gula darah dua bulan berselang juga normal. Dokter memberi tiga jenis obat.

Sampai menjelang larut malam, anggota keluarga melihat mulut saya mencong saat berbicara dan tertawa. Saya makin panik melihat kondisinya semakin buruk. Malam itu juga saya mencari dokter saraf.

Keesokan harinya saya ke dokter lain. Dokter menyuntik di daerah muka sebelah kiri dengan tiga suntikan ringan. Analisis dokter, saya menderita gangguan saraf tepi dan diberi racikan obat dua kali sehari.

Kondisi terakhir, jika mata kanan dipejamkan, mata kiri bisa membuka. Sebaliknya, jika mata kiri dipejamkan, mata kanan tak mampu membuka. Jika berkumur-kumur, air mengalir sendiri dari lubang tepi bibir yang tak mampu ditahan. Bibir dan mulut agak sulit sukar digerak-gerakkan jika sedang makan.

Kadang mata sebelah kiri mengeluarkan air tak tertahan. Jika minum, air keluar dari tepi bibir kiri tanpa mampu ditahan. Jika berbicara, mulut mencong. Bibir kanan agak naik ke atas, bibir kiri agak ke bawah.

Apa yang terjadi dengan muka, mata, dan bagian kiri mulut saya sebenarnya? Dengan dokter spesialis apa saya mesti berkonsultasi?

Apakah mengoleskan minyak atau balsam di sekitar wajah kiri dan melakukan senam wajah bisa meringankan gejala?"



Amd., Jakarta


Penyakit Bell's Palsy
Sdr. Amd. di Jakarta,

Banyak penyakit menyerupai flu (flu-like). Tak sedikit yang berkembang menjadi penyakit berat dan perlu perawatan khusus. Satu di antaranya Bell's palsy. Awalnya menyerupai flu, tetapi kemudian berkembang menjadi penyakit yang khas: mulut jadi mencong.

Yang Anda keluhkan itu spesifik kelumpuhan saraf tepi yang mengurus persarafan wajah, mata, dan bibir seperti yang dianalisis dokter Anda. Dokter menyebutnya Bell's Palsy. Apakah itu?

Ini bukan gejala stroke. Beberapa hari sehabis flu mulut mencong, kelopak mata sesisi sukar menutup, dahi sebelah tak bisa mengernyit, khas pada serangan penyakit kelumpuhan wajah Bell atau dikenal sebagai Bell's palsy yang pernah dibahas di rubrik ini Beberapa waktu lalu. Yang lumpuh otot wajah sesisi, bisa juga mengenai kedua sisi.

Mengapa sesisi wajah tiba-tiba lumpuh? Saraf wajah yang berasal dari otak dan keluar ke permukaan melewati liang di bawah tulang telinga, berada mendekati permukaan kulit belakang telinga. Kabel saraf wajah ini yang mendadak meradang, terjadi korslet, sehingga setrum listrik yang mengalir ke otot-otot wajah yang diurusnya menjadi padam, otot jadi lemah dan lumpuh. Akibatnya, ketiga otot besar wajah yang mengurus dahi, kelopak mata, pipi, dan mulut, terganggu fungsinya.

Penyakit Bell muncul dadakan. Biasanya sehabis kurang tidur, perjalanan dengan kendaraan, dan sehabis terpapar angin langsung di dekat jendela bus atau kereta api, baru begadang, atau tidur di lantai.

Sekarang terungkap Beberapa jenis virus. Di antaranya virus Herpes simplex tipe-1, Cytomegalo yang banyak ditularkan lewat ciuman, Epstein-Barr (salah satu penyebab kanker, serangan jantung), campak jerman, dan gondong, selain virus HIV, serta bakteri tertentu yang masuk ke kulit lewat gigitan kutu.

Virus Herpes simplex tipe-1 ditularkan antara lain lewat berciuman (juga pada anak-anak oleh orang tua), handuk, saputangan, dan sariawan, lalu membawanya sebagai pengidap tanpa ia sendiri sakit (carrier). Dalam tubuh si pembawa, virus dalam keadaan tenang tanpa mengganggu. Baru jika tubuh yang ditumpangi sedang menurun kondisinya, virus berubah jadi gangs, dan menyerang tubuh yang ditumpanginya.

Selain virus dan bakteri, infeksi telinga tengah bisa juga menjadi penyebab penyakit Bell, termasuk kondisi autoimun. Kemunculan faktor pencetus, seperti sedang sakit menahun, ada trauma fisik maupun mental, serangan Bell acap muncul.

Saraf wajah mengalami peradangan, lalu membengkak, dan terjepit di liang tulang bawah telinga yang dilaluinya. Jepitan pada saraf yang sedang membengkak ini yang menimbulkan gejala Bell yang khas itu.

Airmata Buaya

Diawali flu, lalu timbul rasa nyeri di belakang telinga. Mungkin ada riwayat keletihan, kurang tidur, baru sembuh dari sakit. Mendadak wajah jadi mencong. Sudut mulut miring sebelah, dahi sesisi tidak bisa dikernyitkan. Kelopak mata sisi yang kena tak bisa menutup sempurna. Jika disuruh menggelembungkan pipi, pipi yang sakit tidak menggelembung penuh, banyak air liur yang mengeces sebab sudut mulut sisi sakit lumpuh, pendengaran sisi yang sakit justru malah menjadi lebih tajam, dan air mata menetes sendiri (crocodile tears).

Jangan panik. Memang menyerupai serangan stroke pada saraf wajah. Bedanya, pada stroke biasanya disertai kelumpuhan tubuh sesisi, tak ada perbedaan dalam gangguan dahi, kelopak mata, dan pipi. Sifat dan gejala kelumpuhan saraf wajah pun berbeda.

Serangan Bell perlu dibedakan dari tumor otak, kerusakan tulang belakang telinga (komplikasi pada congekan yang sudah menahun), atau patah tulang telinga dan penyakit Ramsey-Hunt. Yang terakhir ini disebabkan virus Herpes zoster yang menyerang saraf wajah, sering menimpa mereka yang berusia lebih dari 50 tahun.

Kedua Sisi

Penyakit Bell umumnya pada sesisi saja, meski kadang menyerang kedua sisi. Itu berarti gejala mengenai kedua sisi wajah. Seluruh dahi tak bisa dikernyitkan, selain kedua kelopak mata tidak menutup sempurna, tak mampu menggelembungkan kedua belah pipi, dan kedua sudut mulut sama-sama terjatuh (seperti wajah sedih). Bell pada kedua sisi sering terjadi pada leukemia, Lyme (Bell oleh bakteri lewat kutu), Mononucleosis, dan sindrom Guillain-Barre.

Serangan penyakit Bell di kedua belah sisi wajah yang sering kambuh, khas pada sindrom MilkersonRosenthal, umumnya muncul pada kasus kerusakan tulang pelipis, trauma batang otak, tumor saraf pendengaran, kencing manis, gondok, atau penyakit lupus.

Dapat Disembuhkan

Penyakit Bell's palsy dapat disembuhkan. Dengan obat-obatan, dalam beberapa minggu kondisi penderitanya umumnya sudah pulih, meski belum tentu tuntas.

Tergantung seberapa berat saraf wajah meradang dan menjadi lemah, kesembuhan penyakit ini mungkin masih menyisakan gejala. Pada beberapa kasus, wajah masih tampak tidak simetris atau kelopak mata tidak lama lebar, dan ada tarikan pada sudut bibir.

Selain obat, dokter juga melakukan Galvanisasi, pemberian setrum pada saraf di belakang daun telinga. Tujuannya, memulihkan kondisi saraf wajah di situ agar hidup kembali (tak ubahnya seperti baterai di-charge). Namun, ada pendapat pemberian galvanisasi justru memperburuk kondisi saraf.

Oleh:
Dr. Hendrawan Nadesul
Dokter Umum

No comments:

Custom Search