RIBUAN calon artis berbondong-bondong mendaftar di Sinemart Pictures untuk menjadi bintang film Ketika Cinta Bertasbih (KCB). Mereka akan diseleksi melalui audisi.
Krunia Budi Abubakar, warga Tanjung Priok, Jakarta Utara, mengemukakan mengaku yakin lolos audisi. Meski berwajah pas-pasan, dia mengutarakan yakin lolos karena bermodal pengalaman di teater. “Saya yakin bisa menjadi Fahri baru,” cetusnya. Fahri merupakan tokoh dalam film Ayat Ayat Cinta (AAC),
Begitu tingginya minat masyarakat, Manajer Humas Sinemart Pictures Abdul Aziz mengemukakan menyebabkan pihaknya harus bekerja ekstra keras.
“Audisi untuk film ini belum dimulai, tapi antusias masyarakat sudah begitu tinggi. Kami ingin mendapatkan bintang muda yang mampu berlakon dengan baik untuk mengulang sukses film Ayat Ayat Cinta,” ujarnya.
Film Islami yang diangkat dari novel Habiburrahman El Shirazi itu akan digarap sutradara senior Chariul Umam dengan mengambil lokasi syuting di Mesir, Jordania dan Indonesia.
BERMIMPI
Fenomena film Ayat Ayat Cinta yang telah menembus lebih dari 3 juta penonton membikin anak-anak muda bermimpi menjadi super star. Mereka bersemangat mendaftar menjadi calon bintang film KCB. Bahkan, setiap hari kantor Pos Kota diramaikan dering telepon dari pembaca yang menanyakan lokasi pendaftaran.
“Sebaiknya sebelum mengikuti audisi membaca novelnya dulu. Sehingga para peserta audisi bisa menentukan peran apa yang diminatinya. Caranya bisa kirim data diri dan merekamnya lewat video,” kata Chairul Umum sang sutradara.
Habiburrahman El Shirazi yang ikut sebagai penulis novel akan berusaha netral, dan mencoba mencari pemeran yang sesuai dengan tokoh dalam novelnya.
Bagi yang berminat dapat menghubungi PT Sinemart Indonesia Jl. Panjang, Komp. Kedoya Elok Plaza No. DD61-63 Jakarta Barat.
Sumber : www.poskota.co.id
Thursday, April 10, 2008
Film KCB ( Ketika Cinta Bertasbih)
Tuesday, April 01, 2008
INSYA ALLAH
Insya Allah, adalah kata yang sering kita dengar dan ucapkan, apabila kita hendak melakukan sebuah janji dengan orang lain, memang bila kita berjanji harus mengucapkan Insya Allah karena tuntunannya demikian sebagai tanda bahwa bukan kita penentu hidup ini.
Namun kemudian dimasyarakat terjadi degradasi makna Insya Allah yang membuat kita beranggapan bahwa orang yang sesudah berjanji melakukan sesuatu maka dia boleh menepati janjinya dan boleh juga tidak dengan alasan sudah ngomong Insya Allah.
Bahkan untuk sebagian pola pikiran orang yang mendengar hal tersebut malah beranggapan bahwa orang yang mengucapkan Insya Allah hendak melepaskan dirinya dari kewajibannya memenuhi janji yang sudah diucapkannya tersebut.
Padahal dari dasar kata insya Allah saja sudah tersebut nama Allah, yang berarti kita menggantungkan keputusan pada Allah _dan memang seharusnya kita harus berserah diri kepada NYA_.
Tapi kenapa kemudian arti kata itu lalu menjadi salah kaprah, hal tersebut terjadi karena orang lalu menganggap enteng saat mengucapkan kata Insya Allah dan juga tidak menganggap serius saat mendengar seseorang mengucapkan kata Insya Allah.
Jadi alangkah baiknya jika nanti kita hendak mengucapkan kata Insya Allah lagi apabila kita memang sangat ingin untuk menepati/memenuhi janji kita, karena kita mengucapkan nama Tuhan yang sangat kita junjung , puja dan begitu mulia. Untuk itu marilah kita bersama-sama menghidupkan kembali makna Insya Allah seperti yang dimaksudkan dalam tuntunan ajaran Islam.
Sumber : Simpatizone
